Berita Tribun Jogja – Senin, 29 Oktober : Gagas Laundry Ramah Lingkungan
SIMPLY Fresh , demikian nama usaha jasa binatu yang dirintis oleh Agung Nugroho. Menjadi waralaba terkemuka ternyata tidak se-simple apa yang dibayangkan, inovasi pun terus dilakukan agar tetap terpercaya.
Agung mengaku metode yang diterapkan di semua outlet Simply Fresh saat ini, tidak dibuat secara instan, tetapi mulai dari trial error dan menginventarisir berbagai masalah yang dihadapi mulai dari manajemen hingga pelayanan.
Mendapatkan pengakuan rekor MURI sebagai laundry kiloan pertama di Indonesia, tidak lantas membuat Agung berhenti berinovasi. Salah satunya sterilisasi pada air untuk mencuci dengan menggunakan sinar ultraviolet.
“Kami terus berpikir untuk kepuasan konsumen, salah satunya penyinaran dengan ultraviolet. Cara itu lahir setelah kami mendapati ada konsumen yang punya kulit sensitif seperti bayi. Kami pun mulai memperhatikan kualitas air,” tuturnya.
Bahkan baru-baru ini, Agung mulai melirik teknologi yang dikembangkan oleh peneliti UGM yang memungkinkan air bekas cucian tidak bersifat racun, tetapi justru mampu menetralisir zat berbahaya di dalam tanah.
“Jadi nanti air buangan itu akan menjadi penyubur tanah. Ini akan menjadi solusi masalah lingkungan terutama outlet-outlet kita yang berdiri pada kawasan padat pemukiman penduduk seperti di Jakarta,” jelasnya.
Menurutnya, kekuatan waralaba harus mampu bertransformasi sesuai dengan tuntutan jaman. Oleh karena itu ia selalu memikirkan hal-hal kecil yang dibutuhkan pelangan. Dengan demikian waralaba akan terus bertahan.
Salah satu untuk menghadapi tantangan ini, di Simply Fresh mempunyai 16 divisi antara lain research & development, consulting, marketing, IT, logistik, legal dan lainnya. Juga tim inspeksi agar setiap outlet berjalan sebagaimana mestinya.(*)