Golden age merupakan sebuah masa paling menentukan untuk membentuk karakter anak. Salah satu kebutuhan dasar anak adalah kebutuhan asih yaitu bentuk kasih sayang yang diberikan kebutuhan emosi/kasih sayang yang akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, atau psikososial. Oleh karena itu, kecerdasan emosi orang tua sangat berpengaruh terhadap emosi anak.
Hal yang paling fundamental dilakukan oleh orangtua adalah menghindarkan anak dari kondisi BLAST yaitu suatu kondisi umum anak yang perkembangan kecerdasan emosinya terancam (singkatan dari Bored, Lonely, Angry, stress, Tired) karena anak dibawah usia 3 tahun sangat membutuhkan suatu rutinitas dan rasa aman. Mereka pun sudah bisa mulai untuk menyatakan kasih sayang.
Anak yang mengalami BLAST bisa terjadi karena:
1. orangtua terlalu fokus pada akademik dan anak dipaksa mengetahui calistung pada usia sebelum 7 tahun.
2. orangtua ingin hal yang semua serba cepat dilakukan atau terpenuhi (ayo cepat makan, cepat mandi, ayo cepat kerjakan PR)
sedangkan nalurinya anak pada usia tersebut adalah mengadopsi emosi nyaman dan aman dari orang lain.
Lalu bagaimana caranya mencerdaskan emosi anak?
Anak pada usia dibawah 3 tahun sering tidak mampu mengendalikan dorongan atau gerakan hati. Oleh karena itu orangtua harus bisa menstimulasi agar emosi anak terarah.
1. Mengenalkan macam-macam emosi
2. Biasakan baca bahasa tubuh anak
3. Namai berbagai jenis perasaan
4. Latih anak mengenali ciri-ciri setiap emosinya
5. Ajarkan anak menunda pemenuhan keinginannya untuk mengajarkan anak kontrol diri
6. Mengajari anak pernapasan agar anak dapat mengontrol emosinya
7. Bantu anak mengenali sesuatu yang disenanginya untuk menumbuhkan kemampuan motivasi diri.
8. Kenalkan anak pada konsekuensi setiap pilihan dan keputusan yang diambil
9. Biasakan mendongeng dan main tebak bahasa tubuh agar ia mampu mengenali emosi orang lain
10. Jika sempit waktu bersama anak, turunkan ego dan bicara dengan intonasi yang tepat saat telepon agar anak paham dengan perasaan yang terpancar dari kata-kata kita
*Diolah dari berbagai sumber